~angeLOVEvil~ [Edited Version] Part 2

Title : ~ angeLOVEvil  ~2

Author :  Veynicca Alexia

Twitter :  @Fa_Elixia

Genre : Fantasy, Romance

Rating : PG-15

Length : Multichaptered

Cast : Kim Jong Woon [Yesung], Lee (Jung) Hyun Jin,  Lee Hyuk Jae, Lee Donghae, Kim Ryeowook,  dan yang lainnya akan muncul pelan-pelan 😀

Disclaimer : cerita ini hanyalah hasil rekaan author semata, dan kejadian-kejadian yang ada dalam cerita ini hanya terjadi dalam pikirin author, so kalo ada kesamaan nama, tempat, kejadian, dll yang serupa dengan yang ada di dalam cerita ini, author ngga bertanggung jawab…hehehehe…

RCL please…no copy, no plagiat, no bashing,,, ^^

Thankyou_Mercy_Gomawo_Terimakasih_Suksma

 

Cahaya-cahaya yang jatuh dari langit perlahan berubah menjadi gelap saat sosok berjubah hitam tercipta dari ruang hampa. Senyumnya licik ditambah matanya yang berubah merah pada pupilnya. Sepasang sayang besar berwarna hitam mengepak dua kali dan waktu di sekita mereka berhenti tiba-tiba. Yesung tercengang, matanya terbelalak menatap apa yang terjadi di depan matanya. Tak percaya…makhluk apa yang sedang tersenyum padanya bahkan tahu namanya.

“Nu…nuguseyo?” desah Yesung pelan sementara sosok hitam berkabut itu tersenyum. Lengan yang terbungkus jubah itu mengangkat, tepat saat itu bersamaan tangan hitam keriput dan berkuku panjang keluar dari lubang jubah, mencengkeram erat bahu Yesung yang gemetar.

“Kim Jong Woon…sudah sangat lama…tidakkah kau mengingatku?” sapanya sambil menatap tajam pada Yesung.

***

 

 

Hyun Jin’s POV

 

 

Jantungku berdegup sangat kencang manakala sosok berjubah hitam itu menyebut sebuah nama yang tak pernah aku lupakan. Dan aku benar-benar tidak salah dengar. Jadi Yesung Oppa itu Kim Jong Woon? Si namja cengeng itu? Aku keluar dari balik pohon tempatku bersembunyi. Aku melihat seorang sosok berjubah hitam sedang membelakangi aku dan wajah shock Yesung oppa yang melihat sosok itu. Diam-diam aku kabur dari tempat itu. Berlari dan terus berlari menjauhi tempat itu sebisaku. Aku takut dengan aura aneh yang keluar dari lingkaran hitam yang tak terlihat. Aku merasakan waktu berhenti mengalir, tapi aku sadar…sangat sadar!  Tapi di radius 100 meter, segalanya kembali normal.

Aku melihat Donghae sedang menggoda yeoja-yeoja cantik yang kebetulan melintas di sekitar taman. Dasar genit !

“Donghae-ya ! Kajja!” aku bergegas masuk ke mobil diikuti oleh teriakan Donghae pada yeoja cantik berbaju merah yang baru saja di rayunya.

“Agashii…nanti aku akan meneleponmu,” teriaknya gombal. Aku sudah terbiasa akan sifat namja itu.

“Ya, Hyun Jin-ah, kenapa kau terlihat buru-buru?” Donghae masuk dalam mobil dan langsung siaga di depan kemudi. Aku tidak menjawabnya. Otakku penuh dengan sebuah nama. Kim Jong Woon. Yesung. Kim Jong Woon. Yesung. Arrgggghhh….menyebalkan!

“Ya ! Hyun Jin! Kita mau kemana?” Donghae menegurku sekali lagi. Aku mengernyit menatapnya.

“Kemana saja!Ppaliwa!” jawabku sekenanya. Donghae pun menuruti keinginanku untuk segera pergi dari tempat itu.

****

Author P.O.V

 

Hyun Jin benar-benar galau saat ini. Begitu pula dengan Yesung. Keduanya kembali terpaksa masuk dalam kenangan masa lalu. Hanya saja kenangan mereka berbeda namun saling berkaitan. Hyun Jin dengan kenangan masa kecilnya ketika pertama kali bertemu dengan namja bernama Kim Jong Woon yang notabene adalah Yesung. Sementara Yesung berkutat dengan kenangan kelamnya saat bertemu dengan makhluk yang sama ketika masa kecilnya dulu. Makhluk yang selama ini berusaha dia hindari, namun entah kenapa selalu saja datang tiba-tiba untuk menemuinya walau sesaat kemudian menghilang lama sekali. Yesung tak yakin akan pendapatnya sendiri. Dia juga tak yakin dengan kata-kata makhluk yang mengaku sebagai raja kegelapan itu sendiri. Dia tidak percaya di zaman modern seperti ini, makhluk yang seharusnya ada dalam dunia dongeng itu berkeliaran dan bertemu dengannya.

Dalam kegalauan mereka itu, pada ujungnya akan mengantarkan mereka pada satu titik pertemuan. Pertemuan yang menentukan takdir mereka masing-masing. Satu takdir memaksa mereka untuk saling menghancurkan, satu takdir lagi akan menuntun mereka untuk melihat sebuah sisi dari cinta yang abadi.

Yesung melangkah gontai menuju rumahnya. Tatapan matanya kosong. Tak dipedulikannya suara konser perutnya yang minta diisi. Dalam pikirannya berkecamuk banyak hal. Dan hanya ada satu orang yang bisa menjawabnya. Yaitu eommanya.

Sementara itu, Hyun Jin akhirnya meminta pulang karena punggungnya terasa sangat gatal dan perih. Sebelum sampai di rumah, Donghae membelokkan mobilnya ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaan Hyun Jin. Dan hasil yang di dapat adalah, punggung Hyun Jin baik-baik saja, tidak ada masalah. Tapi yeoja itu ngotot minta penghilang rasa perih, karena dia benar-benar merasa perih pada sekujur punggungnya. Dan begitu sampai di rumah, Hyun Jin langsung menghambur ke kamarnya dan mengunci pintu. Tak dipedulikan teriakan ayahnya yang menyuruh makan siang. Lalu dibuka bajunya, dan bercermin untuk melihat punggungnya. Sesuatu yang benar-benar mampu membuat mata Hyun Jin terbelalak, dan sangat…sangat tak masuk akal.

****

 

 

Yesung P.O.V

 

Aku benar-benar tak habis pikir. Aku tak percaya apa yang dikatakan oleh makhluk yang mengaku raja kegelapan itu. Dulu waktu umurku 8 tahun dia muncul begitu saja ketika aku sedang duduk di rumah pohon. Berkata bahwa aku harus tumbuh dengan baik. Aku kira waktu itu aku hanya bermimpi di siang bolong. Kemudian pada saat aku berusia 15 tahun, makhluk itu datang lagi dengan senyumnya yang licik, berkata bahwa saatku sebentar lagi. Dan baru saja, dia muncul lagi dihadapanku. Muncul begitu saja dari sekelebatan asap berwarna pekat. Menampilkan senyum liciknya lagi, dan dia berkata sekaranglah saatnya, dan dia juga bilang aku harus segera di persiapkan. Arrrggghhhhh…apa-apaan ini?!

Aku percepat langkah kakiku menuju coffee shop milik eomma. Aku sangat yakin, eomma pasti mengetahui siapa makhluk aneh mengerikan itu.

“Annyeong Eomma!” teriakku mengagetkan seluruh pengunjung, tapi aku tak peduli. Wanita yang sedang sibuk melayani tamu itu menolehku.

“Aigoo, Yesung-ie, waeyo? Kau datang tiba-tiba seperti ini,” ujar eomma kaget.

“Eomma, kau kenal Cho Kyuhyun?” hanya nama itu yang aku sebut, eommaku langsung pucat pasi. Dia berlari ke dapur dan aku mengikutinya.

“Ya, Eomma !” aku menegurnya yang terpaku di depan cermin yang memantulkan wajah cantiknya.

“Kim Jong Woon! Darimana kau tahu nama itu?” tanya eomma masih dengan wajahnya yang pucat bagai mayat.

“Orang itu… Anniya…makhluk aneh itu yang mendatangiku dan menyebutkan namanya. Siapa dia Eomma? Apa maksudnya sekarang sudah tiba waktuku? Apakah dia ada hubungannya denganku Eomma? Jawab aku !!” Aku benar-benar emosi. Ketakutan akan satu hal mulai merayapi batinku. Tapi eomma malah menangis. Aku tak mengerti.

“Mianhae Yesung-ie…mungkin memang sudah saatnya kau tahu siapa ayahmu,” ujar eomma dalam isakannya. Aku terbelalak.

“Mwo ?! Nae aboeji?” tanyaku lagi.

“Ne, Yesungi-e… Cho Kyuhyun-ssi, dia ayahmu. Dia berbeda denganku. Dia pangeran dari negeri kegelapan,” jawab Omma, dan terjawab sudah semua ketakutanku. Jiwaku seolah keluar dari tubuhku, kakiku lemas. Dan aku terduduk jatuh di lantai. Aku tak percaya. Aku … aku anak dari kegelapan, dalam darahku mengalir darah setan. Andwe… ANDWEEEE !!!!

****

 

Hyun Jin’s POV

 

Aku terbelalak. Nafasku tercekat. Aku perhatikan punggungku yang mulai berubah warna dari putih susu menjadi keperakan. Cat rambutku juga memudar perlahan, kembali ke warna asalnya. Perak. Aku terpejam. Aku belum siap untuk semua ini, walaupun aku sudah tahu.

Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu, dan suara Appa mengagetkanku.

“Chagi-ya! Ayo makan siang dulu…! Hyun-ie ? Gwenchanna?” suara Appa terdengar khawatir. Aku segera memakai bajuku, dan berlari menghampiri pintu, tapi sakit di punggungku tak tertahan lagi. Aku melemas. Seketika aku terjatuh di lantai. Punggungku…sakit!

“APPAAAA………..!!!” aku hanya sanggup berteriak. Aku tahu Appa di luar sangat khawatir padaku. Knop pintu berkali-kali berputar. Babo! Aku mengunci diriku sendiri.

“CHAGIYAAA!!! Gwenchanna??!!! Jankanman chagi! Appa akan cari bantuan!” ku dengar derap langkah kakinya menjauh, dan datang lagi. Sakit dipunggungku semakin hebat. Sesuatu yang besar dan menyesakkan seolah hendak keluar dari sana. Benar-benar bergerak dalam punggungku, semakin menyesak, dan menyakitkan.

“ARRRRGGGHHHHHH…………!!!!!!!!!!!!” aku berteriak, aku rasa punggungku terkoyak oleh sesuatu itu. Dan aku terjerembab. Sehelai bulu berwarna perak keemasan melayang lembut di depanku.

“CHAGIYAA…APA YANG TERJADI?” Appa masih berteriak dari luar, masih mendobrak pintu sekuat tenaga. Aku mendengar suara Donghae dan Siwon. Rasa sakit dipunggungku mulai berkurang, tergantikan oleh sesuatu yang bisa aku lihat dengan nyata. Besar, perak keemasan, mengembang dengan cantik dan bercokol di punggungku. Bersamaan dengan itu pintu terdobrak, dan masuklah Appa, Siwon, dan Donghae yang sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya.

“Omo..omo…apa itu?” seru Donghae terperanjat dan aku benar-benar letih. Dan yang terakhir aku dengar adalah suara Siwon yang mengucapkan kata-kata yang tak ku mengerti artinya, aku tak sadar lagi.

****

 

Hal pertama yang aku rasakan adalah sakit yang luar biasa di kepalaku. Mataku seolah tak ingin terbuka. Tapi cahaya yang benar-benar menyilaukan, memaksaku untuk membuka mataku.

“Chagi-ya…kau sadar?” samar-samar aku mendengar suara Appa. Aku menoleh. Benar saja, Appa duduk di sebelah tempat tidurku. Perlahan aku mengedarkan pandangan ke sekeliling. Samar-samar aku melihat sosok asing di dekat Appa. Ku kerjap-kerjapkan mataku. Seorang yeoja cantik berambut perak, panjang dan bergelombang, memakai gaun yang berwarna perak berkilauan, tersenyum. Cantik sekali. Aku mencoba bangkit.

“Nuguseyo?” tanyaku pada sosok asing itu. Dia mendekat dan membelai rambutku yang sudah kembali berwarna cokelat terang.

“Annyeong chagi-ya,” sapanya lalu mengecup dahiku. Aku masih belum sadar  sepenuhnya. Siapa yeoja cantik itu. Dia seolah-olah memancarkan aura yang sangat luar biasa. Aku sampai terpaku akan kecantikannya.

“Chagi-ya?” aku terperanjat ketika Appa menepuk pipiku dengan lembut. Aku menoleh ke sekitar. Cuma ada kami bertiga. Yeoja itu berjalan menuju jendela, tampaknya dia memandangi Seoul Tower.

“Appa…nugu?” bisikku pada Appa, tapi Appa tak menjawab, beliau hanya tersenyum sambil menatapku dengan sedih. Sekilas pikiran buruk melintas di pikiranku. Apakah yeoja ini seorang wanita yang ingin memperalat Appa untuk menguasai harta Appa,dan dia sekarang pura-pura baik padaku, pasti…pasti karena mereka diam-diam menjalin hubungan tanpa aku ketahui, lalu mereka akan menikah?? Andwe…Andwee…!!!!

“Waeyo chagi?” Appa menatapku heran karena aku menggeleng-gelengkan kepala sendiri tanpa sebab.

“Huh…Appa, apa yeoja itu … apa dia ingin menikahimu?” tanyaku dengan wajah tak rela. Appa malah nyengir monyet.

“Anniyo…kenapa kau berpikir seperti itu chagi? Dia itu…” Appa belum sempat menyelesaikan kata-katanya karena tiba-tiba pintu kamar terbuka, dan masuklah Siwon. Namja itu langsung menghampiri yeoja yang masih mematung di ambang jendela, lalu melakukan memberi hormat dengan melipat tangan kanannya di dada dan menunduk sedikit.

“Segalanya sudah siap, Eommoni,” ujar Siwon pada yeoja itu. ‘Eommoni? Apakah yeoja itu ibu dari Choi Siwon?? Wah pantas saja Siwon setampan itu. Eommanya cantik,’ pikirku dalam hati. Yeoja itu tersenyum manis. Lalu dia berjalan sangat anggun menuju ke arahku dan Appa.

“Hyuk Jae-ah, segera persiapkan Hyun Jin,” sahut yeoja itu sambil mengerling manis padaku. Appa menganggukkan kepalanya sedikit. Yeoja itu lalu melangkah keluar diiringi oleh Siwon.

“Appa, jebal…beritahu aku…siapa wanita itu?” tanyaku memohon pada Appa, ketika pintu telah tertutup kembali. Appa menghembuskan nafasnya dengan berat. Aku tahu, dari cara Appa menatapku, ada suatu beban yang sangat berat di pundak Appa.

“Chagi-ya…mianhae…jeongmal mianhae. Appa sangat menyayangimu, Nak. Tapi takdir kita hanya sampai di sini,” ujar Appa perlahan. Aku dengan jelas bisa melihat bening di pelupuk matanya. Beliau menangis.

“Appa…kenapa kau berkata seperti itu? Jangan buat aku sedih Appa,” dadaku sesak, aku tak percaya dengan kata-kata Appa.

“Tugas Appa untuk menjagamu, sudah sampai di sini saja chagi…selanjutnya, kau harus hidup dengan eomma-mu. Kau punya takdir besar dalam garis hidupmu. Jalanilah chagi-ya.” Appa memelukku erat dan penuh sayang. Tak kuasa aku membendung sesak dadaku, yang akhirnya aku tumpahkan lewat air mata yang kian membanjiri pipiku.

“Appa…aku tak ingin semua ini…aku hanya ingin bersama Appa…aku mencintaimu Appa,” suaraku semakin tenggelam dalam tangis. Dan bahu Appa bergetar berusaha menahan isaknya.

****

 

 

Yesung’s  POV

 

Aku benar-benar tak habis pikir. Segala hal dalam otakku berantakan. Kacau. Hancur. Kenapa harus aku? Wae ? Aishhh…menyebalkan !

“Hyuuungg !!! Kau di atas? Gwenchanna?” aku dengar suara teriakan Ryeowook di bawah rumah pohon. Aku melongok, dan melihatnya mendongak ke arahku.

“Ne Wook-ie… nan gwenchanna…kau baru pulang?” tanyaku sambil melongok dari atas rumah pohon. Dia mengangguk-angguk dengan keras sambil tersenyum, lalu dia berbalik badan dan pergi masuk ke dalam rumah dengan langkah ringan. Aku menatapnya. Dan baru kali ini, aku benar-benar iri padanya. Ryeowook hanyalah anak manusia biasa. Tak ada takdir besar yang harus ditanggungnya. Tak ada darah hitam dalam tubuhnya.

-flashback-

 

 

Aku menatap eomma dengan galau. Apakah tak salah pendengaranku barusan? Cho Kyuhyun? Namja berwajah licik itu, ayahku?? 

 

 

“Ne Yesungie…Cho Kyuhyun itu ayahmu. Selama ini, eomma berusaha untuk menjauhkanmu dari jangkauan evil itu. Kepindahan kita dari Jinan waktu itu, murni karena ingin menyembunyikanmu darinya. Dan eomma berharap dengan memanggilmu Yesung, dia takkan menemukanmu. Tapi…” kata-kata eomma tampak sengaja digantung begitu saja.

 

 

“Tapi Eomma gagal, ya kan?” cercaku dengan  nada kesal. Eomma menatapku dengan sedih.

 

 

“Dia memang benar-benar evil, Eomma…percuma saja membawaku kemanapun. Dia pasti akan menemukanku,” ujarku lagi dengan sendu.

 

 

“Mianhae chagi-yaEomma tak pernah menginginkan semua terjadi padamu. Turuti saja apa katanya Nak, Eomma mungkin tak bisa membantumu lagi. Tugas Eomma menjagamu, hanya cukup sampai di sini, saat kau sudah tahu siapa ayahmu,” ujar eomma sambil berlalu dari hadapanku yang mencoba mencerna kata-kata eomma lebih dalam lagi.

 

-flashback end-

 

 

Arrrrrgghhh……jinjja !!” aku mengacak-acak rambutku dengan kesal. Aku mengambil kotak biolaku, lalu bergegas turun. Aku akan bernyanyi lagi, mudah-mudahan bisa menghilangkan tekanan di batinku.

“Hyung…hendak kemana?” suara Ryeowook mengagetkanku. Dia datang membawa dua potong sandwich daging kesukaanku.

“Wook-ie, kau mau ikut bernyanyi di jalanan bersamaku?” tanyaku pada namja itu. Aku berharap dia mau ikut denganku. Setidaknya, jika aku bersama dengan Ryeowook, raja kegelapan itu tidak akan mendatangiku.

“Ne Hyung… aku ikut ! Lihat, aku sudah membawakan sandwich ini untukmu,” ujar dongsaengku sambil memberikan satu potong sandwich untukku, yang kuterima dengan senang hati.

****

 

 

Author POV

 

 

Hidup memang tak ada yang bisa menebaknya. Sekarang senang, sebentarnya susah. Begitu juga dengan kehidupan dan kematian. Semua sudah ada yang mengatur. Mahkluk apapun jenisnya di muka bumi ini hanyalah sebuah bidak di atas catur dunia yang maha luas.

Itulah yang terjadi pada Hyun Jin dan Yesung. Mereka terlahir dari satu garis yang sama, tetapi jalan yang diambil oleh leluhur mereka berbeda. Satu hitam, satunya lagi putih. Satunya berhati murni, satunya lagi tak berhati. Yang satu penghancur kejahatan, satunya lagi pembenci kebaikan. Mereka tak pernah meminta untuk lahir seperti itu. Tapi takdirlah yang menentukan. Bahkan Hyun Jin tak menyadari, kecintaannya pada Yesung, akan membawa petaka bagi kaumnya. Begitu juga dengan Yesung. Sosok wanita pujaannya di masa kecil, akan menjadi sosok yang harus di hancurkannya.

Bahkan hingga hari ini tiba, mereka hanya bisa tenggelam dalam lamunan tentang takdir yang harus mereka hadapi sendiri. Tanpa mereka ketahui, ada beberapa orang terdekat mereka, yang mereka anggap manusia biasa, justru adalah orang yang nantinya akan bersedia menyerahkan jiwa dan raganya untuk melindungi mereka.

Saat ini, Hyun Jin sedang merenung di balkon rumahnya. Menatap hamparan padang rumput di kejauhan. Ia akan menjalani ‘aglaea praxis’ malam ini. Sebuah ritual pembebasan jiwa manusia agar bisa memasuki Paradise Island, yang akan dilakukan oleh Choi Siwon.

****

 

 

Hyun Jin’s POV

 

 

Aku tak bisa melakukan apapun saat ini. Appa telah menjelaskan secara panjang lebar tentang apa yang harus aku lakukan saat ini, yaitu menjalani takdirku sebagai seorang ‘angel’. Dan malam ini, aku harus menjalani tahap pertama yaitu ‘aglaea praxis’, yeoja yang aku temui tadi pagi itu bilang, ini adalah semacam ritual untuk memurnikan jiwaku. Setelah mengatakan hal itu, yeoja itu pergi, dan tak kembali. Hanya Choi Siwon yang masih tinggal untuk mengurusku. Sementara Appa tak mengatakan apa-apa tentang yeoja cantik itu. Beliau hanya berkata, suatu saat aku akan tahu. Andaikan saja saat ini aku bisa lari, aku akan lari mencari Yesung Oppa, lalu mengaku padanya bahwa aku menyukainya dan akan mengajaknya kawin lari. Aaarrrgghhh…otakku jadi kacau begini.

Aku memejamkan mata menikmati angin sore yang berhembus semilir. Tiba-tiba aku mendengar lagi. Sebuah alunan lagu yang indah, melodi yang sangat memikat hati. Entah kenapa aku selalu mendengarkannya. Mendengarkan lantunan lagu yang dinyanyikan namja itu, sehingga aku tahu dimana dia sekarang. Dari alunan inilah aku mengikutinya kemanapun.

“Ya…Hyun Jin-ssi…sedang apa kau?” sebuah suara tiba-tiba mengagetkanku. Aku menoleh dan mendapati Choi Siwon sedang bersandar di pintu sambil tersenyum menatapku.

“Annyeong, Siwon-ssi…kenapa kau kemari?” aku serta merta membungkukkan badanku.

“Tak usah formal begitu Hyun Jin-ssi. Aku berharap sebentar lagi kita bisa menjadi saudara di negeri sana. Banyak hal yang ingin aku katakan padamu, dan juga aku akan mengajarkan cara untuk membuka portal di cermin itu,” ujar namja itu sambil menatapku tajam. Dia benar-benar tampan.

“Ahh…gomawo Siwon-ssi. Bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanyaku perlahan.

“Ne…” namja itu berdiri di sebelahku sambil menatap hamparan hutan di kejauhan.

“Nae Eomma…seperti apakah dia?”

Namja itu tersenyum penuh arti, dia mendekatkan wajahnya padaku lalu tiba-tiba saja dia mengacak-acak rambutku.

“Yaaa!! Kau jangan mengacak rambutku sembarangan!” teriakku kesal. Tapi namja itu hanya tertawa. Rambut peraknya berkilauan ditimpa sinar mentari senja.

“Kau akan tahu nanti bagaimana ibumu, dan satu hal lagi yang harus kau tahu Hyun Jin-ssi. Aku juga… anak ibumu,” ujar Siwon sambil terkekeh.

“MWO ?!” aku terbelalak. Jadi Siwon-ssi saudaraku? Jadi ibuku adalah…

“Baiklah, waktu kita sebentar lagi. Kau harus menguasai mantera ini dalam waktu sejam. Karena hanya orang-orang kelahiran sepertimulah yang bisa membuka portal itu. Darah murni sepertiku hanya bisa menunjukkan refleksi portal saja, tapi tak mampu menunjuk langsung jalannya. Dan orang-orang biasa seperti ayahmu, takkan pernah bisa membukanya,” ujar Choi Siwon panjang lebar. Sementara aku berusaha memahami apa yang dikatakannya.

“Kosongkan pikiranmu, fokuskan matamu pada bayangan matamu, lalu ucapkan nemesis felicitass,” ujar Choi Siwon sambil menepuk bahuku, lalu pergi. Aku masih tertegun hendak merapal mantra itu sambil menatap punggung namja itu.

Nemesis Felicitas? Nemesis…felicitas….”gumamku perlahan. Aku segera berlari menuju cermin besar itu. Lalu aku menarik nafas. Dan menatap bayangan mataku sendiri.

Nemesis felicitass….” ujarku perlahan sambil berkonsentrasi penuh.

Nihil. Tak terjadi apa-apa.

Nemesis felicitass…” aku mencoba sekali lagi dan sama sekali nihil. Aku memejamkan mata, mengosongkan pikiran.

Nemes….”

“NEMESIS FELICITASS !!!!” sebuah suara lain menggelegar dari balik punggungku, bersamaan dengan itu aku melihat seorang namja berdiri sambil menatap bayangannya yang terpantul di cermin. Tapi ketika aku lihat, sebuah cahaya perak menyembul dari permata di mata patung elf besar di atas cermin. Cahaya itu semakin besar dan menyilaukan. Lalu kaca cermin itu meluntur seperti air, dan…

Portal itu terbuka !!!

Aku menatap namja itu tak percaya, sama seperti namja itu sendiri, yang tak percaya bahwa ia telah melakukan sesuatu yang besar.

~To Be Continue~

Tag:, , , ,

About e'LIX'ie_Vey

Annyeong haseyo ^^ my name is Vey or Lix lahir dan dibesarkan di pulau Dewata - BALI ^^ i'm ELF my bias is Kim Jong Woon [Yesung] my hobby is reading and writing... i'm a Bahasa Indonesia Teacher... you like to read Fan Fiction?? you must visit me :D

Tinggalkan komentar